Kolaborasi Websis dan GUIM

Websis for Edu kali ini telah bergerak menuju bagian barat Indonesia, yaitu Lampung. Bekerjasama dengan Gerakan Universitas Indonesia Mengajar (GUIM), Websis turut hadir sebagai pembicara dalam Workshop “Mendidik di Era Digital” untuk guru-guru di daerah Lampung Pesisir Barat. Dalam hal ini Websis dan GUIM memiliki keselarasan visi dalam memajukan pendidikan di Indonesia, yaitu dengan memberikan inspirasi dan semangat untuk terus belajar. Lampung sendiri dipilih oleh GUIM karena menjadi salah satu daerah yang termasuk sebagai 3T, yaitu tertinggal, terdepan, dan terluar. Untuk mencapai daerah tersebut kami harus menempuh perjalanan darat dan laut selama kurang lebih 18 jam perjalanan. 

Di daerah 3T ini, keadaan sekolah jauh berbeda dari sekolah-sekolah yang terdapat di kota besar seperti Jakarta. Ketika Websis mengunjungi dua sekolah di Lampung Pesisir Barat, masih banyak terdapat sekolah yang jauh dari kondisi layak, seperti akses listrik yang tidak selalu ada, ruang kelas tidak berpintu, dan meja-meja bekas yang digunakan kembali. Guru-guru yang mengajar pun jumlahnya terbatas. Selain itu beberapa lokasi tempat tinggal guru yang cukup berjauhan dari sekolah, kadang kala membuat proses belajar mengajar di kelas berlangsung tanpa kehadiran guru.

Workshop Mendidik di Era Digital

Workshop “Mendidik di Era Digital” berlangsung selama dua kali, yaitu tanggal 15 Januari 2020 di Way Napal dan 16 Januari 2020 di Kota Karang. Workshop yang berlangsung di Way Napal, dihadiri oleh 21 orang guru yang berasal dari sekolah Way Napal, Ulok Mukti, dan Marang. Sedangkan workshop yangberlangsung di Kota Karang dihadiri oleh 28 guru yang berasal dari sekolah Kota Karang, Pugung Malaya, dan Pagar Dalam. Peserta yang mengikuti workshop ini memiliki rentang usia antara 25-55 tahun. 

Selama kurang lebih 6 jam, Websis membagikan cerita mengenai bagaimana perkembangan sistem pendidikan dan cara mendidik di era masa kini, hingga kemudian mengajak guru-guru untuk langsung mempraktekkan salah satu metode pembelajaran yang sering dipakai saat ini, yaitu dengan membuat video pembelajaran. Websis juga membuka kesempatan guru-guru untuk bertanya dan berdiskusi terkait cara membangun ekosistem pendidikan antara sekolah, orangtua dan murid.

Pada awalnya guru-guru menyampaikan kekhawatirannya apabila mereka tidak bisa menerapkan penggunaan teknologi. Hal yang menjadi sumber kekhawatirannya yaitu karena terhambat oleh faktor usia yang sudah tidak muda maupun ketertinggalan teknologi di daerah tersebut. Namun setelah para guru diajak berlatih bersama-sama ternyata mereka pun bisa mengikutinya dan melakukan keterampilan yang dibutuhkan. 

Selain itu apa yang sempat dikatakan oleh beberapa anak GUIM mengenai karakteristik guru yang kurang kooperatif, tidak tampak saat sesi praktek video pembelajaran. Guru-guru justru tampak semangat dalam melakukan eksplorasi terhadap aplikasi yang digunakan. Pada sesi tanya jawab, guru pun menunjukkan antusiasmenya dengan aktif bertanya, yaitu terkait dengan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran guru lain soal teknologi, langkah nyata apa yang harus dilakukan setelah workshop, cara paling efektif dalam pengajaran abad 21, serta bagaimana menghadapi keterbatasan sarana prasarana seperti listrik dan koneksi internet, namun tetap bisa ikut bergerak maju dan melakukan adopsi teknologi. Antusiasme guru ini kemudian dijawab Websis dengan mengajak para guru untuk dibuatkan grup WhatApp sebagai jalur komunikasi apabila ada lagi yang ingin ditanyakan kepada Websis.

Pada akhir workshop, guru-guru berhasil membuat video pembelajaran sederhana mengenai ciri-ciri makhluk hidup. Guru pun menyampaikan rasa terima kasihnya terhadap Websis yang telah berbagi ilmu baru tentang teknologi dalam pembelajaran. Bagi mereka, workshop ini merupakan pembelajaran yang berkesan dan menjadi hal yang sangat ditunggu-tunggu. Guru-guru pun memiliki harapan agar langkah pergerakan ini tidak hanya terjadi di guru-guru saja, namun juga diiringi oleh perkembangan infrastruktur yang mendukung.

Workshop guru-guru di Lampung Pesisir Barat ini menunjukkan bahwa ternyata teknologi adalah hal yang menarik untuk siapa pun. Selain itu faktor usia maupun daerah tempat tinggal bukan jadi penghalang untuk seseorang mengadopsi teknologi. Asalkan ada kesadaran dan semangat maka semua bisa diusahakan, jadi masihkah ada alasan untuk merasa ragu dan tidak mampu? Ayo dimulai dengan rajin melakukan eksplorasi dan berlatih!

Tingkatkan Kualitas Guru Penggerak, Websis Adakan Pelatihan Literasi Digital di SMKN 2 Subang

Praktik Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran Sekolah Harapan Mulia Bali Mendapat Dukungan dari Dinas Kepemudaan dan Olahraga

Tak Mau Ketinggalan, SMA IT Al Mutazam Yang Berbasis Pesantren Juga Terapkan Teknologi dalam Pembelajaran