Mengajar di Masa Pandemi
Di masa pandemi tidak dapat dipungkiri bahwa siswa terkadang merasa bosan selama Pembelajaran Jarak Jauh. Guru dituntut mempraktikkan metode pembelajaran yang inovatif sekaligus menyenangkan bagi siswa. Metode yang paling sering kita dengar selama masa PJJ adalah blended learning, dan flipped learning yang berfokus pada siswa atau student-centered learning. Namun sebenarnya apakah kita sudah mengetahui penerapan ketiga hal tersebut? Artikel ini akan membahas apa dan bagaimana perbedaan student-centered learning, blended learning, serta flipped learning.
Student-Centered Learning
Student Centered Learning (SCL) merupakan metode pembelajaran yang menuntut dan/atau membimbing murid untuk berpartisipasi sangat aktif dalam proses belajar. Hasil pembelajaran (pemahaman dan penguasaan) materi ajar akan lebih baik ketika murid lebih aktif dalam proses belajar. Metode ini berkebalikan dengan Teacher Centered Learning (TCL) yang lebih bersifat satu arah dalam proses pembelajaran. Pada TCL, siswa lebih banyak mendengarkan dan pengajar lebih banyak menjelaskan informasi secara konvensional. Oleh karena itu, pemahaman yang didapatkan siswa belum tentu sedalam metode SCL.
Pada metode SCL proses belajar bersifat dua arah. Pengajar tidak hanya menjelaskan suatu informasi tapi juga menjadi motivator, fasilitator dan inovator bagi siswa. Selain itu, pengajar juga membantu siswa dalam memecahkan masalah dan menjadi pembimbing mereka dalam belajar secara mandiri. Masa Pembelajaran Jarak Jauh saat ini menjadi kesempatan bagi guru untuk menjalankan pembelajaran dengan pendekatan SCL. Metode yang sedang banyak digunakan oleh pengajar untuk menerapkannya yaitu Blended Learning dan Flipped Learning
Blended Learning
Blended Learning menggabungkan dua cara pembelajaran, yaitu pembelajaran tatap muka (face to face) dan pembelajaran online. Penerapan metode ini terdiri dari lima langkah proses pembelajaran yaitu:
Live event : melakukan pembelajaran tatap muka secara sinkronous
Self Paced Learning : menyediakan kesempatan bagi siswa untuk belajar mandiri secara online
Collaboration : mengkombinasikan kolaborasi guru-siswa maupun antar siswa
Assessment : mengkombinasikan jenis asesmen secara online maupun offline yang bersifat tes maupun non-tes
Performance support materials : menyiapkan bahan ajar berbentuk digital yang dapat diakses siswa secara online maupun offline
Penerapan Blended Learning dapat dilakukan dengan Flipped Classroom di mana pengajar akan memberikan bahan ajar (misal video pembelajaran) pada siswa untuk dipelajarinya secara mandiri di luar kelas dengan waktu dan cara yang ditentukan sendiri. Lalu apa perbedaannya dengan Flipped Learning?
Flipped Learning
Kunci dari Flipped Learning adalah memindahkan ruang belajar berkelompok menjadi ruang belajar individual sehingga menciptakan lingkungan pembelajaran yang dinamis dan interaktif. Jika anda mengkombinasikan metode belajar tatap muka dan online seperti di Blended Learning, anda belum tentu membuat prosesnya menjadi Flipped Learning. Hal tersebut terjadi karena Flipped Learning memiliki empat langkah yang harus diperhatikan supaya siswa mampu belajar secara individual di ruang yang dinamis dan interaktif. Langkah ini disingkat menjadi F-L-I-P yaitu:
Flexible Environment : siswa memiliki ruang dan waktu untuk mempelajari dan merefleksikan proses belajar mereka sesuai kebutuhannya.
Learning Culture : memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan aktivitas pembelajaran tanpa guru sebagai sentral dari aktivitas.
Intentional Content :memberikan instruksi dan membuat konten pembelajaran yang relevan dan dapat diakses oleh siswa.
Professional Educator : menjadi guru yang bisa dijangkau oleh siswa, dapat memberikan umpan balik yang baik, mampu membuat asesmen di ruang kelas melalui observasi dan rekam data, serta mampu berkolaborasi dan merefleksikan proses belajar dengan guru lainnya.
Pada dasarnya, tidak ada yang salah dari metode pembelajaran Blended Learning dan Flipped Learning. Kedua metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Anda hanya perlu merumuskan kebutuhan serta tujuan anda sebelum menentukan metode belajar seperti apa yang akan anda terapkan pada siswa.
Selamat Belajar.
Demi Membuat Pelajaran Sejarah Lebih Menarik, Pak Hakim Bikin Konten di Youtube
Manfaatkan Aplikasi Garageband, Kegiatan Tahfidz Quran Jadi Lebih Menarik
Aplikasi Jamboard Mempermudah Guru Memberikan Tugas Kelompok Saat Kelas Daring