Kehadirannya sebagai pembuat aplikasi di usia yang masih belia, 10 tahun menarik perhatian CEO Apple Tim Cook dalam Worldwide Developers Conference (WWDC) di San Jose (AS) pada tahun 2017 dan ternyata Yuma Soerianto, murid sekolah Midle Park Primary School di Melbourne tersebut, berasal dari Indonesia.

Worldwide Developers Conference diselenggarakan setiap tahun oleh perusahaan teknologi raksasa Apple dan merupakan ajang berkumpul mereka yang berkecimpung para pembuat aplikasi. Bagi Yuma Soerianto, ini adalah untuk pertama kalinya dia menghadiri konferensi tersebut.

Minggu lalu, sebelum acara resmi berlangsung, Yuma sempat bertemu dengan CEO (Chief Executive Officer) Apple, Tim Cook, yang terkesan dengan aplikasi yang dibuat oleh Yuma dalam perjalanan di pesawat antara Melbourne ke Amerika Serikat.

Pertemuan Yuma dengan Cook diliput oleh media, dan dengan cepat berita tersebut menyebar ke seluruh dunia.

Tim Cook tertarik dengan aplikasi yang dibuat Yuma yaitu aplikasi untuk membantu orang tuanya menentukan harga sebuah barang. Harga ini sudah termasuk harga sesuai penjual lokal dan pajak, serta disajikan dalam bentuk yang sudah dikonversi ke mata uang yang digunakan. Ini menurutnya akan berguna ketika mereka pergi berbelanja souvenir untuk oleh-oleh dari perjalanan mereka.

Keren sekali, hebat,” komentar Cook setelah menyaksikan Yuma mendemonstrasikan aplikasinya. “Dan kamu membuatnya di pesawat dalam perjalanan dari Australia ke AS? Wow. Kamu bisa membuat aplikasi dalam hitungan jam. Saya terkesan. Saya tak sabar melihat karyamu selanjutnya,” puji Cook, demikian lapor media minggu lalu.

Hendri Soerianto, ayah Yuma yang menemani perjalanan Yuma ke Amerika Serikat, menegaskan bahwa dia berasal dari Indonesia.

Saya dulu berasal dari Jakarta, dan kami sudah berada di Australia selama delapan tahun. Kami tinggal di Singapura selama ini dan Yuma lahir di sana. Kami pindah ke Australia ketika Yuma berusia tiga tahun,” kata Hendri dalam percakapan melalui e-mail dengan wartawan ABC Australia Plus Indonesia, Sastra Wijaya.

Yuma adalah anak tunggal keluarga tersebut dan diberi nama Yuma karena, “Kami ingin namanya mudah diingat, dan nama yang global jadi bukan nama berbau Barat ataupun berbau Timur. Kami percaya kami adalah warga dunia.”

Bertemu dengan Michelle Obama

Yuma mulai suka belajar coding sejak usia enam tahun karena menurutnya PR (pekerjaan rumah) dari sekolah kurang menantang. Ia menciptakan aplikasi pertamanya tahun 2016 dan saat ini sudah punya lima aplikasi yang dipajang di App Store. Lima aplikasi buatan Yuma yang ada di App Store saat ini adalah Let’s Stack, Hunger Button, Kid Calculator, Weather Duck, dan Pocket Poke.

Apa pengalaman yang menarik dalam menghadiri Worldwide Developers Conference (WWDC) ini bagi Yuma?

WWDC sangat mengesankan. Teknologi baru yang ada sangat menakjubkan. Ini untuk pertama kalinya saya mendaptkan bantuan profesional, dari orang-orang yang betul mengerti mengenai coding,” kata Yuma.

Sebelumnya, Yuma hanya belajar coding dari YouTube, karena menurutnya tidak ada sekolah di Australia yang mengajar bagaimana melakukan coding untuk membuat aplikasi. Kini Yuma juga memiliki channel di YouTube dengan nama Anyone Can Code.

Hal baru yang saya pelajari adalah ARKit (Augmented Reality) dan SceneKit (3D Graphics Engine) karena semuanya baru bagi saya. Orang-orang yang saya temui banyak di antaranya adalah para petinggi Apple, dan tentu saja Tim Cook, CEO Apple. Saya juga sempat berbicara dengan Michelle Obama,” kata Yuma lagi.

Dalam wawancara dengan program Radio National ABC, Yuma mengatakan bahwa dia ingin membuat aplikasi yang bisa mengubah dunia, dan juga dia ingin membagi ilmunya mengenai coding kepada siapa saja yang ingin belajar. “Siapa saja bisa melakukan coding, bila kita sabar melakukannya dan senang melakukannya.” kata Hendri.

Ayahnya Hendri, yang juga bekerja di bidang IT, mengatakan Yuma memang ingin menyebarkan ilmunya kepada yang lain. “Akan bagus sekali bila dia bisa memberikan inspirasi kepada orang Indonesia lainnya untuk belajar coding,” kata Hendri.

Sumber: Australia Plus Indonesia


 

Websis for Edu adalah konsultan untuk adopsi dan integrasi teknologi dalam pendidikan.

Dapatkan berita terkini, tips-tips praktis, serta fakta-fakta menarik seputar pendidikan dan teknologi dengan mengikuti channel Telegram @PendidikanAbad21 atau kunjungi websis.co.id jika Anda tertarik mengetahui program Smart Classroom lebih jauh.