Websis Leader Summit (WLS) sudah memasuki volume yang kedua. Dengan mengangkat tema “Transformasi Pendidikan Pasca Pandemi”, Websis For Edu menghadirkan para pakar, akademisi, dan praktisi pendidikan yaitu Hasan Chabibie, S.T., M.Si, Plt. Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikbud, Adi Respati S.Psi., M.Si, Head of Education Program Websis For Edu, dan Harini Tunjungsari M.Psi., Psi, Psikolog Pendidikan yang menjadi pembicaranya.
Pandemi COVID-19 masih menjadi salah satu tajuk utama dalam permasalahan di dunia pendidikan. Menurut data UNESCO tahun 2020, ada lebih dari satu juta murid di seluruh dunia yang terganggu kegiatan belajarnya karena pandemi. Dengan tergesa-gesa, para pendidik dipaksa untuk beradaptasi dengan teknologi agar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dapat terus berjalan. Sayangnya, banyak sekali tantangan yang dihadapi, mulai dari ketimpangan infrastruktur, keterbatasan kompetensi guru, keterbatasan sinyal internet atau kuota hingga relasi antara guru-murid-orang tua yang belum terintegrasi.
Namun, keadaan tersebut justru malah memicu para pendidik untuk terus melakukan yang terbaik agar semua murid tetap mendapatkan haknya. “Apapun (teknologi) yang paling dikuasai guru sekarang ini bisa dioperasikan untuk kemudahan mereka mengelola kelas,” ungkap Hasan.
Dalam pembahasan deep learning, Adi Respati pun mengutarakan bahwa keadaan ini akan menempatkan guru dan murid dalam tiga fase perubahan adopsi teknologi. Mulai dari sekadar mengganti aktivitas belajar sebelumnya tanpa ada nilai tambah (subtitusi) hingga fase menciptakan bentuk aktivitas baru yang sebelumnya tidak memungkinkan (redefinisi). “Mengajar bukan lagi dengan konsep berceramah, transformasi pendidikan mengajarkan murid untuk lebih mandiri. Bahkan saat pandemi usai, sekolah dapat menerapkan hybrid learning,” katanya.
Sebagai psikolog pendidikan, Harini Tunjungsari juga mengutarakan bahwa keadaan ini jangan membuat kita terpaku dengan pemanfaataan teknologi dalam sebuah metode belajar saja. Melainkan mendesain interaksi antar manusianya. “Karena teknologi sebenarnya tidak dapat menggantikan peran guru (kegiatan tatap muka). Tetapi dengan teknologi, kedepannya pendidik harus dapat melahirkan inovasi-inovasi dalam proses pengembangan kognitif, afektif dan motorik murid secara jarak jauh,” ungkapnya.
Melalui Websis Leader Summit Vol. 2 ini, Websis For Edu berharap agar kita semua dapat mengambil hikmah sebaik-baiknya atas pandemi yang sedang kita hadapi bersama. Lebih dari itu, mari selalu optimis dan positif untuk menyambut transformasi pendidikan menjadi “The New Normal”.