Dari sisi kesehatan, salah satu tantangan bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil adalah akses kesehatan. Contohnya adalah berobat ke dokter atau mendapatkan tes laboratorium. Namun kini tantangan tersebut sudah bisa diatasi berkat kehadiran drone.

Kehadiran pesawat tanpa awak yang dikendalikan dengan remote tersebut baru-baru ini telah membantu dunia media dalam mengantarkan sampel darah manusia yang dingin sejauh 250 km melewati gurun Arizona yang panas. Hebatnya, darah yang diantarkan tiba dengan kondisi baik meski harus melewati tiga jam perjalanan.

——————————

Baca Juga:

——————————

Sebelumnya tim ilmuwan yang terlibat juga melakukan serangkaian tes darah, seperti menghitung sel dan mengukur sodium dan karbon dioksida. Setelah itu mereka membandingkan hasil darah yang dibawa oleh drone dengan darah yang dibawa menggunakan mobil. Tujuannya ialah untuk mengecek apakah drone dapat memengaruhi hasil uji akurasi. Hasilnya, sampel darah yang dibawa oleh drone masih dalam kondisi baik. Hasil pengujian ini telah dipublikasikan di American Journal of Clinical Pathology.

Meski sudah bisa diandalkan sebagai “kurir” hasil tes laboratorium, namun drone masih menyisakan beberapa tantangan. Salah satu tantangannya adalah ketersediaan pilot drone yang berlisensi serta penentuan rute tertentu demi mencegah terjadinya kecelakaan.

 

Sumber: Info Komputer

 


 

Websis for Edu adalah konsultan untuk adopsi dan integrasi teknologi dalam pendidikan.

Dapatkan berita terkini, tips-tips praktis, serta fakta-fakta menarik seputar pendidikan dan teknologi dengan mengikuti channel Telegram @PendidikanAbad21 atau kunjungi websis.co.id jika Anda tertarik mengetahui program Smart Classroom lebih jauh.